Sabtu, 28 April 2012

Tabemasho*

Artikel Lepas
3/3/2012 | 10 Rabbi al-Thanni 1433 H | Hits: 1.522
Oleh: ayyash ibnu sofian



Ilustrasi (kawanimut)
dakwatuna.com – Dunia wanita memang menarik untuk terus dikaji. Wanita adalah makhluk spesial yang Allah SWT ciptakan untuk menemani kaum Adam agar tidak kesepian dalam menjalani kehidupan. Karena kehidupan akan terasa begitu hampa jika tidak ada seseorang yang spesial dalam hidup ini. Ups, kok membahas ini ya?!
Wanita mempunyai peran yang mulia dalam menciptakan generasi cerdas yang dapat mengambil tongkat estafet di negeri ini. Wanita yang mengandung, melahirkan, dan mendidik anak-anak adalah peran utama nan mulia yang sepatutnya dinikmati dan disyukuri bagi setiap kaum hawa. Wanita adalah penentu kemajuan sebuah bangsa. Karena di tangan-tangan mereka terciptalah pemimpin-pemimpin hebat yang mendunia.
Menjadi wanita berkualitas yang dapat menghasilkan anak berkualitas tentunya harus dipersiapkan sejak dini.  Islam begitu menjunjung tinggi keberadaan seorang wanita. Kemuliaan seorang wanita begitu tak ternilai harganya. Untuk menjaga kemuliaan wanita, Islam memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi bagi setiap pemeluknya.
Apa yang membedakan kue yang ada di mall dengan dibungkus rapi dibandingkan kue-kue yang ada di pinggir jalan? Tentunya, kue yang ada di dalam mall tersebut, harganya lebih mahal dan tidak sembarang orang memegangnya. Bahkan Anda berhak memegangnya ketika Anda telah membeli kue tersebut. Lain halnya dengan kue-kue yang ada di pinggir jalan, terkena debu, dihinggapi lalat, dan sembarang orang yang memegangnya padahal belum tentu mereka membelinya.  Itulah sedikit perumpamaan orang yang memakai jilbab dengan yang belum memakai jilbab.
Bukan berarti orang yang memakai jilbab lebih mulia akhlaqnya dibanding dengan yang belum berjilbab. Tentunya perbaikan akan kualitas diri sebagai seorang muslimah menjadi hal yang wajib bagi jilbabers. Paling tidak, pilihan mereka untuk mengenakan jilbab adalah hal positif yang patut kita apresiasi.
Ketika beberapa kali saya tanya kepada mereka yang belum menggunakan jilbab.
“Belum siap, Yas… Nanti aja kalo gue udah siap. Kayanya tuh hidayah belon dateng dah…”
Hidayah. Apa sih yang dimaksud dengan hidayah sebenarnya.  Ingin sekali rasanya kutanya kepada mereka, sejauh mana kalian memaknai kata hidayah itu sendiri. Hidayah itu tidak menunggu datang dengan sendirinya bagaikan durian runtuh dari atas langit. Hidayah itu perlu dicari. Yah, dicari. Ibarat kalian merasakan ada benda kesayangan kalian yang hilang, pasti kalian akan berusaha keras untuk mencarinya. Seperti itulah hidayah, sebuah petunjuk untuk semakin mendekatkan diri pada Yang Kuasa.  Lalu, yang menjadi pertanyaannya bagaimana mencari hidayah itu, tentunya banyak cara yang bisa kalian pilih. Bergaul dengan mereka yang fahim akan makna jilbab itu sendiri. Perbanyak mengikuti diskusi-diskusi Islam untuk meningkatkan rasa ingin tahu tentang agama yang bukan hanya menjadi sebuah agama. Karena Islam adalah way of life yang sepatutnya menjadi pedoman bagi setiap pemeluknya.
Jawaban lain yang saya temui…
 “Gue takutnya make jilbabnya setengah-setengah Yas, make jilbab sih perilaku masih jelek begini, mending ga usah khan?!
Tujuan menggunakan jilbab sesungguhnya untuk menimbulkan rasa malu bagi setiap pemakainya. Jilbab memiliki banyak tujuan yang tak sekedar kain yang menutupi aurat kaum hawa, bukan pula hanya sebagai identitas muslimah. Namun, jilbab juga menjadi barometer sejauh mana penggunanya menjunjung tinggi rasa malu dalam berbuat agar tak bosan untuk memperbaiki diri.  Agar tak pernah merasa puas dengan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya.
Ada lagi yang menjawab…
“Liat noh yas! Si A make jilbab kaya gini, kaya gitu, tapi perilaku masih jelek, bikin malu orang yang pake jilbab aje. Mending gue ga pake jilbab tapi sikap gue ga kaya dia”
Fenomena yang begitu melekat pada umat Islam saat ini adalah, kita melihat dan meniru bukan pada kemuliaan ajaran yang dibawakan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Kita melihat para pemeluknya. Setiap pemeluknya beraneka ragam. Ada yang menjalankannya karena sudah menjadi trend, ada pula yang coba-coba, ada pula yang menjalankannya karena sudah meyakini 100% bahwasanya setiap rambu-rambu yang ada dalam Islam tak lain untuk kebaikan umatnya. Tanpa membutuhkan pemikiran yang panjang, tanpa mesti mengalami galau berkepanjangan, langsung menjalankannya dengan hati yang ikhlas untuk menggapai ridha-Nya.
Bukan Islamnya yang salah, kemungkinan pemeluknya yang belum memaknai betul mengapa sebuah hukum dibuat secara detil dalam Islam. Jadi, jangan contoh pemeluknya, contoh Islam yang tak ada keraguan di dalamnya.  Karena pemahaman setiap orang berbeda dalam menjalankannya. Yang terpenting lihatlah siapa yang menurunkan perintah untuk mengenakan jilbab? Karena Dia begitu sempurna dalam menciptakan rambu-rambu cinta untuk hamba-Nya yang mencintai-Nya.
Memperbaiki diri adalah hal wajib yang mesti kita lakukan sebagai seorang muslimah.
Jangan merasa jika sudah berjilbab, tidak perlu adanya perbaikan diri. Tingkatkanlah rasa malu, tingkatkanlah pula rasa ingin tahu sebagai seorang muslimah untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya. Dan, bagi yang belum semoga senantiasa semangat dalam mencari hidayah-Nya. Jangan ragu untuk bertanya kepada orang di sekitar Anda. Jika Anda menemukan kejanggalan kepada mereka yang mengenakan jilbab, bicarakanlah berdua dengan baik-baik. Jangan menegurnya di depan khalayak ramah. Mari berlomba-lomba untuk mengharumkan nama Islam, agar mereka tak salah dalam menilai agama kita yang mulia ini. Berikanlah contoh, jadilah panutan yang baik. Ajak yang lain untuk terus melakukan kebaikan. Semoga dengan mengenakan jilbab, Allah ridha memasukkan kita ke dalam Surga-Nya. Aamiin
* Tabemasho = That’s Beautiful Diamond Is You

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/03/19118/tabemasho/#ixzz1tPKwk4N4

Rindu Anak Negeri Dari seberang Benua


19/4/2012 | 27 Jumada al-Ula 1433 H | Hits: 395
Oleh: Herdiansyah
Tanah airku, Indonesiaku,
Bagaimana kabarmu?
Belum lama kami meninggalkanmu
Kabar elektronik selalu bercerita tentangmu
Tentang rakyat-rakyatmu yang semakin tersungkur
Tentang pemimpin-pemimpinmu yang semakin makmur
Lain lagi kabar tentang eroni Pengetuk palu
Itu sudah menjadi santapan harian anak Negerimu
Rakyat kecilmu semakin tertindas
Para pemimpinmu semakin beringas
Tak henti-hentinya cerita busuk mereka
Semakin berepisode saja
Menyejahterakan rakyatmu
Semakin menjadi dongeng sebelum terlelap saja
Century entah ke mana rimbanya
Korupsi tak pernah terhenti terupdate
Satu kasus belum terbaca
Kasus lain menyelip di muka
Hingga kasus korup yang Satu
Hilang entah ke mana menyelinap
Tanah airku, Indonesiaku…!
Cerita pesta bermewah-mewahan para pemimpinmu
Ternyata sudah tutup buku
Renovasi ruang gedung pemimpim-pemimpinmu
Yang katanya dua puluh milyar itu
Ternyata sudah tersapu angin lalu
Saking banyaknya kasus-kasus menimpamu
Tanah airku, Indonesiaku…!
Kasus Wisma Atlet yang telah lama dimulai
Kini belum juga terurai benang kusutnya
Pemimpin-pemimpin itu semakin membingungkan saja
Ternyata sekarang mereka sudah pikun pelupa
Saat diminta kata pengakuan sebagai saksi mata
Nurani mereka jangan ditanya
Pasti sudah tergadai kertas-kertas itu
Sabarlah dulu Tanah Airku
Optimislah selalu Negeriku
Jangan menyerah Bangsaku
Generasi-generasi ibu pertiwimu
Sebentar lagi akan datang membelamu
Dari tikus-tikus rakus itu


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/04/19870/rindu-anak-negeri-dari-seberang-benua/#ixzz1tPD37qAI

Senin, 16 April 2012

Resensi buku kumpulan cerpen "Sakura Mekar di Padang Salju"

Judul               :           Sakura Mekar di Padang Salju
Penulis            :           Sunu Hadi, Rizuka, Tethy Ezokanzo, Aan Wulandari, Irmayanti,
                                    Gilang Tresna, Rieska Oktavia, Mulla Kemalawaty, Seriyawati,
                                    Ulya Zulmadjdi                                 
Penerbit          :           Azka Media
Tahun Terbit   :           2009
Tebal               :           vi + 218 Halaman 

            Buku kumpulan cerpen ini merupakan karya dari beberapa penulis yang bergabung di Forum Lingkar Pena Jepang. Beberapa penulis yang ikut menyumbang cerpen di buku ini adalah Sunu Hadi, Rizuka, Tethy Ezokanzo, Aan Wulandari, Irmayanti, Gilang Tresna, Rieska Oktavia, Mulla Kemalawaty, Seriyawati, Ulya Zulmadjdi. FLP Jepang  berdiri sejak 4 Januari 2004, selain mengapresiasikan karya mereka melalui karya sastra mereka juga mengapresiasikannya melalui acara dongeng untuk anak melalui radio online. 7 dari 10 penulis dalam buku ini bergabung dengan FLP Jepang saat mereka menemani keluarga mereka yang melanjutkan studi di Jepang.
            Gagasan dalam buku ini menceritakan tentang kehidupan-kehidupan masyarakat muslim yang tinggal di Jepang, dalam rangka menuntut ilmu maupun mencari keping-keping rupiah.
            Buku ini terdiri dari 15 cerpen yang sangat menarik, berikut judul cerpen yang ada didalam buku ini : Sakura Mekar di Padang Salju, Siluet Hakutsuru, Tak Ingin Sendiri, Menanti yang Tak Kembali, Tantangan dalam Sepekan, Harga Diri, Dou Itadakimasu, Kenapa Mau Seperti Itu, Antara Tokyo dan Kyoto, Sendiri Tak Selalu Sepi, Kyou No Hiwa Sayonara, Sakura Menggapai Cahaya, Tersenyumlah,Na, Kartu Pos Momiji, Menggapai Samar Cahaya. Dari ke 15 cerpen tersebut ada satu yang paling menarik, cerpen ke 8 yang berjudul “Kenapa Mau Seperti Itu”, cerpen ini menceritakan pandangan seorang wanita non-muslim terhadap komunitas muslim di negri sakura.
            Namanya Fushiko, kini ia bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran. Beberapa hari terakhir ini perhatiannya tertuju pada seseorang pengunjung yang berperilaku agak aneh. Aneh disini terlihat saat si pengunjung aka memesan makanan, pengunjung tersebut tidak berbicara sedikitpun dan hanya menunjukkan pesan singkat kepada Fushiko. Bahkan si pengunjung tidak mengetahui nama makanan  yang ia pesan tadi. Yang ia pesan ialah Kake udon, sejenis mi, warnanya putih besar besar tanpa toping.
            Saat Fushiko sedang mengamati perlakuan aneh si pengunjung tadi, tiba-tiba datanglah sepasang kakek dan nenek yang telah selesai makan dan hendak membayar di kasir. Fushiko sedikit terkejut saat melihat si pengunjung aneh itu mengangkat tangan. Membungkuk. Kepala mencium tanah. dan duduk bersimpuh. Kemudian datanglah Norika sambil membawa pesanan pengunjung aneh itu. Norika terheran melihat teman baiknya bengong dan mengikuti pandangan mata Fushiko, dijelaskanlah oleh Norika bahwa lelaki aneh itu seorang muslim yang sedang oinori (sembahyang). Bukan hanya oinori-nya orang ,muslim saja yang membuat Fushiko terheran-heran. Danjiki (puasa) nya orang muslim yang dilaksanakan selama 1 bulan penuh juga membuat Fushiko mengerutkan dahinya. Suatu hari Norika mengajak Fushiko ke acara komunitas muslim, katanya mereka akan melaksanakan “pesta” setelah sebulan danjiki.
            Satu aula hampir penuh. Laki-laki didepan dan perempuan dibelakang. Mereka bernyanyi bersama dan dipimpin oleh satu orang. Fushiko merinding mendengarnya.  Fushiko melihat pria aneh yang tempo hari berkunjung ke restoran tempat ia bekerja, pria aneh itu datang bersama istrinya, kesan pertama Fushiko terhadap istri pria itu adalah tidak modis, baju kebesaran,  jilbab yang sangat lebar dan celana panjang dibalik rok lebarnya. Di aula tersebut tidak hanya orang Aljazair saja ternyata ada banyak warga muslim dari negara lain sepert dari Indonesia, Arab, China, bahkan juga ada warga Jepang. Seorang wanita Jepang menghampiri Fushiko dan menyapanya dengan ramah dan santun. Ketika Fushiko hendak menghampiri Norika, orang-orang berdiri semua, mereka oinori bersama dan dipimpin oleh seseorang. Setelah  mereka usai melakukan oinori bersama Fushiko dan norika diajak makan bersama mereka di aula besar tersebut.
            Sejak ikut acara “pesta” di aula itu Norika berubah menjadi pendiam, beberapa kali Fushiko memergoki Norika sedang berbincang dengan wanita Jepang yang bertemu di aula besar tempo hari. “Apakah Norika tertarik dengan Islam ?” Fikir Fushiko dalam hati. Hingga suatu hari Norika mengajak Fushiko untuk ikut dengannya berkumpul dengan wanita muslim itu. Norika bertanya kepada Fushiko “Fushiko, kamu nggak tertarik dengan Islam ?” ternyata benar dugaan Fushiko, Norika benar-benar tertarik dengan islam dan Norika merasa nyaman bila bersama teman wanitanya yang beragama Islam. “Akankah Norika berubah ?” batin Fushiko.
            Dari 15 cerpen di dalam buku ini memiliki persamaan dalam segi tema. Secara garis besar tema dari semua cerpen di  buku ini adalah Kehidupan masyarakat muslim yang tinggal di Negri Sakura, Jepang. Keunggulan buku ini dapat dilihat dari gaya bahasanya yang sangat  menginspirasi para pembaca. Dengan hadirnya buku ini diharapkan membawa perubahan pada pola pikir para pembaca, dan bisa memotifasi para pelajar Indonesia untuk menuntut ilmu di negara samurai tersebut. Sebagai peresensi dari buku Sakura Mekar di Padang Salju ini, menilai bahwa buku kumpulan cerpen ini baik untuk dipublikasikan, karena cerita-ceritanya sangat inspiratif. 

Resensi Buku "KISAH PARA SAHABAT WANITA RASULULLAH SAW"

KISAH PARA SAHABAT WANITA RASULULLAH SAW

Judul               :           35 Sirah Shahabiyah ( Jilid 1 )
Penulis            :           Mahmud Al-Mishri
Penerbit          :           Al-I’tshom Cahaya Umat
Tahun Terbit   :           2006
Tebal               :           424 Halaman  

            Pada Era modern ini tidak banyak orang yang tertarik membaca wacana sejarah. Sejarah memang tidak selalu dianggap menarik bagi setiap masyarakat. Namun sejatinya, sejarah bisa dijadikan sebagai guru dalam kehidupan .
            Syaikh Mahmud Al-Mishri Abu ‘Ammar dalam bukunya yang berjudul asli Shahabiyyaat Haul Ar-Rasuul SAW ini, memaparkan kisah para sahabat wanita Rasulullah SAW, Khodijah binti Khuwailid ra, Saudah binti Zam’ah ra, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar ra, Zainab binti Khuzaimah ra, Ummu Salamah ra, Zainab binti Jahsy ra, Juwairiyah binti Al-Harits ra, Ramlah binti Abu Sufyan ra, Shafiyyah binti Huyay ra, Maimunah binti Al-harits ra, Fatimah binti Rasulullah saw, dan Halimah As-Sa’diyah. Beliau ingin menunjukkan bahwa para sahabat Nabi SAW adalah generasi terbaik sepanjang sejarah peradaban Islam. Mereka adalah sekumpulan manusia terbaik setelah para Nabi dan Rasul.
            Gagasan dalam buku ini menunjukkan bahwa sejarah sangat berperan penting dalam kehidupan masa kini. Mempelajari sejarah para sahabat Nabi SAW ialah salah satu langkah besar untuk membangkitkan semangat umat.
            Dari kisah-kisah para sahabat yang ada di buku ini, penulis mengajak pembaca menjadi pribadi yang lebih baik. Salah satu sahabat Rasulullah yang patut dijadikan contoh ialah Khodijah binti Khuwailid ra.
            Khodijah binti Khuwailid ialah wanita Teragung sejagat raya. Seorang wanita yang dewasa, cerdas, pandai menjaga kesuciannya dan terpandang. Sehingga ia mendapat gelar Ath-Thahirah (wanita yang suci). Istri pertama dari manusia paling agung sepanjang zaman. Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Nabi SAW, Khadijah memiliki 2 orang putra dan 4 orang putri. Selama hidup bersama Khadijah, Rasulullah tidak menikah dengan wanita lain sampai khadijah meninggal dunia. Rasulullah sangat mencintai Khadijah, terlihat sangat jelas pada saat Rasulullah kehilangan Khadijah untuk selamanya. Beliau sangat sedih dan merasa sangat kehilangan.

            Selain kisah Khadijah binti Khuwailid ra, banyak kisah menarik seperti kisah seorang wanita yang dermawan dan ikut hijrah dua kali yaitu Saudah binti Zam’ah, ada Aisyah binti Abu Bakar ra yang kesuciannya diumumkan dari tujuh lapis langit dan istri Nabi saw di dunia dan akhirat. Hafshah binti Umar ra, dia adalah seorang ahli puasa dan shalat, dia adalah istrimu di Surga. Zainab binti Khuzaimah, dia adalah ibunda kaum fakir dan miskin. Ummu Salamah yang kesabaran dan ketabahannya yang membuahkan balasan yang agung. Zainab binti Jahsy ra, yang pernikahannya diatur dari tujuh lapis langit. Juga ada Juwairiyah Binti Al-Harits ra, dialah wanita paling berkah bagi kaumnya. Ramlah binti Abu Sufyan ra, yang hijrah dan ketabahannya membuahkan balasan yang mulia. Shafiyyah binti Huyay ra, disebuah hadits dijelaskan “engkau adalah keturunan Nabi, Pamanmu adalah nabi dan Suamimu adalah Nabi”. Maimunah binti Al-Harits ra, disebutkan disebuah hadits bahwa “Maimunah adalah wanita yang paling bertakwa dan paling kuat menjaga silaturrahmi diantara kami” (Aisyah ra.). Fatimah binti Rasulullah saw, Rasulullah megatakan bahwa Fatimah adalah pemimpin para wanita surga. Dan yang terakhir adalah Halimah As-Sa’diyah, ‘dari air susunya, tumbuh manusia tersuci di muka bumi.
            Kelebihan yang sangat tampak dari buku ini ialah kerincian dari kisah para shahabiyyah. Selain itu, kelebihannya juga terlihat jelas dari data-data yang terpapar di buku ini yang bersumber dari hadits-hadits dan kitab-kitab yang sudah teruji keshahihannya. Bahasanya pun  mudah untuk dipahami oleh para pembaca pemula.          
            Kehadiran buku ini dalam edisi Indonesia patut dibanggakan, terutama bagi kaum Hawa. Melalui buku ini kita akan mengetahui perjalanan hidup setiap para sahabat wanita,  diibaratkan sekuntum bunga yang keharumannya masih tercium sampai saat ini. Dengan hadirnya buku ini diharapkan membawa perubahan yang baik bagi perempuan Indonesia.

Sabtu, 14 April 2012

Kemana Kalian ?

DIMANA KALIAN SAAT AKU MEMBUTUHKAN !!!
Kemana kalian ?
Saat kalian butuh
Aku akan segera datang
Saat kalian sedih
Aku ada disisi kalian
Saat kalian terpuruk karena sesuatu
Aku berikan pelukan hangat
Saat kalian menangis tersedu-sedu
Aku biarkan bahuku menjadi sandaran kalian
Saat kalian rapuh
Aku bantu kalian untuk memperkuat benteng iman kalian
Namun kini...
Dimana kalian saat aku membutuhkan ?!
Aku hanya ingin diingat
Aku hanya ingin dikenang
Aku hanya ingin dihargai
Aku hanya ingin disayang
Tapi aku tahu, itu tak akan terjadi padaku !
Habis manis sepah dibuang !
Ya memang begitulah kenyataannya.
Saat kalian tertawa
kalian lupakan aku
Saat kalian bahagia
Kalian singkirkan aku
Apa ini yang disebut sahabat ?
Ah sahabat ?
Apa aku punya sahabat ?
Mungkin mereka HANYA anggap aku sebagai TEMAN,
Ya teman ga akan lebih.
Sekedar teman.

ingat waktu ya ^_^

Hamster ku