Jumat, 05 Agustus 2011

Gara Gara Dia (part 1)

Seorang lelaki bernama Dhea sedang berjalan diatas sebuah bukit. Mengenang.
31st Desember 2005
***
“Hayo... Lagi ngapain ?” Kagetku pada Dhea yang sedang melamun.
“Miaaa.... Kamu tuh ngagetin aku aja sih !” Sungut Dhea, sahabat ku sejak kecil. Dia memang cepat emosi.
“Iya... Iya, sorry deh... Ngelamunin apaan sih ?” Tanyaku sambil duduk disebelahnya.
“Mau tau... aja ”
“Yee... Main sok rahasia-rahasiaan nih ? ”
“Nggak tuh... Kamu aja kali yang suka nyimpen rahasia sendiri ?” Cibirnya.
“Hehehe. Oh iya ngomong-ngomong nanti malam dimana, Dhe ?”
“Aku juga gatau ni Mi... Kamu ada ide nggak ?”
“Gimana kalo di Bukit Indah aja ?” usulku.
“Apaan tuh Bukit Indah ? Dimana ?”
“Bukit indah itu Cuma sebutan aku doang, Tempatnya dibelakang rumah aku,tapi... Agak jauh sedikit sih, kalo dari situ kita bisa lihat kota ini. Pokoknya indah banget deh...”
“Seindah apa sih ? Jadi penasaran nih ! yasudah nanti malem aku kerumah kamu ya, Jangan lupa !”
“Oke deh !” Ujarku sambil mengacungkan ibu jari.
‘Teeet...teeet...teeet...’ Bel berbunyi.
“Masuk kelas yuk,Mi !” Ajak Dhea. Aku hanya mengangguk.
Dhea... Baik, nggak peka, cepat emosi, cakep dan sahabat yang setia. Dia adalah sahabatku dari kecil karena orangtua kami berteman. Mama dan Papa aku tidak anehjika malam tahun baru nanti kita jalan-jalan berdua karena ulang tahun kami sama, 1 Januari...
è Pulang sekolah.
Aku minta diantar Pak Dirman (sopir pribadiku) mengantarkanku ke Toko Elektronik, mencari kado untuk Dhea. Akhirnya aku temukan sebuah laptop berukuran 16x21 dengan warna hitam berbaur merah.
Sesampainya dirumah, aku membungkus kado itu dengan warna kesepakatan kami ‘Hijau
è Di Bukit Indah.
Detik-detik menuju tanggal 1st Januari 2006
Orang-orang menantikan datangnya tahun baru, sedangkan kita menantikan hari ulang tahun .
“3,2,1.... Selamat ulang tahun ya !” Ucap kami bersamaan sambil duduk diatas rumput.
“yee.... Aku duluan ” Sorakku berbarengan dengan kembang api yang bertebaran dilangit.
“Apaan sih.... Aku duluan !” Bantah Dhea. Kembang api yang lain pun ikut menyusul.
“Nggak mau... Aku duluan, jadi kamu yang traktir.”
“udah deh nggak udah traktir-traktiran. Nih...” Dhea menyerahkan kado mungil pada Mia.
“Makasih,” Balasku sambil bertukar kado
“1...2...3... Buka !”teriak kami berbarengan.
Ketika kadonya terbuka... “Ko ?” Tanyaku sambil menoleh ke arahnya. Sepertinya ia juga terkejut. Sedetik kemudian kami tersenyum kadonya memang sama hanya berbeda warna saja.
         “Mia,padahal ini hanya ada 2 loh di indonesia ”
“Kata siapa ?”
“Kata orang yang jaga toko,kamu nggak liat tulisan di toko itu ? ”
“Nggak tuh, berarti kamu dateng ke toko itu habis aku ya ?”
“iya mungkin, nggak tau deh.”
“Huuu dasar !” Dia tersenyum lagi,membuatku kembali merasakan rasa itu, rasa yang ingin aku buang jauh-jauh agar tidak menodai persahabatan ini.
“Heh... Bengong lagi ! Ngeliatin apa sih ?” Tanya Dhea sambil menengok ke arah orang-orang di belakangnya.
“Nggak kok, nggak ngeliat apa-apa”
“Ngeliatin aku ya ?” Ucapnya PeDe.
“PeDe...” Kataku sambil mencubit hidungnya.
“Auuw... Mia... Sakiiiit...” Rintihnya,membuat kami kejar-kejaran
“Nah...kena kau...” Katanya sambil memegang kedua tanganku dan sambil mencubit hidungku.
“Aaaah Dhea....” Teriakku
“Nah, sakit kan.. Rasain ! weee...” Balas Dhea. Kembali kami kejar-kejaran.
Aaaaah... tiba-tiba aku merasakan sakit di kepala dan tulang-tulangku nyeri.
“Dhe...udah ah,capek-capek.” Ujarku sambil kembali duduk.
“yaaah payah ! Gitu aja nyerah !”
“Bawel !” Sewotku sambil berbaring diatas rumput.
Ku memandangi langit malam yang dihiasi oleh berjuta-juta bintang.
“Dhea, Dhea sini deh !”
“Ngapai sih tiduran disitu ?”
“Lihat deh bintangnya banyak banget ya ?”
“Terus ? Emang kenapa ?” Dhea ikut berbaring disampingku melihat ke langit yang cerah .
“Ih... Rese’ banget sih !” Sewotku kesal
“Sorry deh, sorry. Iya indah banget ya malem ini.”
“Seindah hati kita yang lagi ceria .kayaknya bumi benar-benar mengerti hati kita ya ?
“Sudah,sudah pulang aja yuk !” Akhirnya Dhea mengantarkan aku pulang dengan motor harley davidson nya,
**
Sesampainya dikamar hijau disudut rumah besar, aku berjalan menuju teras kamarku yang menghadap ke taman yang penuh dengan rerumputan hijau.
“huuuffft...lelah sekali hari ini. Tapi,entah mengapa hatiku bahagia”Kata hatiku
Mia,ia adalah perempuan yang sabar, pengertian, tapi selalu menyembunyikan perasaannya. Sewaktu kita masih kecil dulu, aku yang selalu marah padanya, Mia tak pernah membalasnya. Dia hanya bisa menghela nafas dan berkata “Menurutku itulah yang terbaik untukmu Dhea” hanya kata-kata itulah yang biasa dilontarkan dari bibir mungil Mia.
Esok paginya,2nd January 2006
“Ma.... Pa.... Ka Risan.... Dhea berangkat dulu ya..!” Teriakku berpamiitan.
“Dhe,kamu nggak sarapan dulu ?” Tanya Mama.
“Belum,nanti Mia mau traktir Dhea Mah,Berangkat ya Mah.assalamu’alaikum !”
“Wa’alaikumsalam ” Jawab Mama. Melajulah aku dengan motorku tercinta*New Harley Davidson* pemberian Mama dan Papa.    

Sesampainya disekolah......
‘Kemana si Mia ? kok ga ada ? Bentar lagi bel nih’Gerutuku dalam hati.
Teeeet...teeeet...teeeet....’
“tuh kan, udah bel masuk... Bodo ah mungkin aja Mia udah di kelas ”
Aneh kok dikelas juga nggak ada ?  Mia nggak masuk ? Tumben.... dia kan paling nggak mau yang namanya bolos.Tapi tadi Pak Tommy masuk kelas dan mengabsen murid-murid di kelas XI-IPA 3, waktu nama Mia disebut Vina memberikan keterangan sakit,Mia sakit ? tumben-tumbenan Mia sakit ,sakit apa ya dia ?
         Sepulang sekolah aku langsung bergegas menyalakan motorku dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Mia.
è Dirumah Mia.
Tok... tok...tok...
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam, siapa ya ?” Jawab  seseorang dari dalam.
“Saya bi,Dhea.”
“Oh Mas Dhea, ada apa Mas ?”
“Mia ada bi ?”
“Ada Mas, masuk aja Mas ke kamar Mba Mia !” Dan aku berjalan memasuki rumah yang sudah tak asing lagi bagi aku.
Tok... tok.... tok....
“Masuk !” Aku masuk dan melihat Mia berbaring di kasurnya sambil membaca buku Biologi, wajahnya terlihat pucat.
“Sakit apa Mi ?” Tanyaku sambil duduk di sebelahnya.
“Nggak kok, nggak sakit apa-apa.”
“Kok nggak masuk ?”
“Nggak,cuma sedikit kelelahan”
“Oh,” ‘kelelahan ? sakit aja kamu masuk ?’ hatiku bertanya
“Mi,kamu kan udah janji sama aku mau traktir aku,”
“Traktir apaan ?” Sela Mia
“Iya,terus tadi pagi aku nggak sarapan gara-garanya mau ditraktir,eh kamunya nggak masuk.” “Kamu belum makan ? Makan sana !” Mia terlihat cemas
“Nggak kok,udah kenyang.”
“Heh... nanti kalo kamu sakit aku yang disalahin”
“Biarin ! kamu sendiri ?”
“Udah,Nggak usah ngurusin aku,Cepetan makan sana !”Mia mendorongku agar keluar kamar. Makan.
*Bersambung......*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ingat waktu ya ^_^

Hamster ku